Pages

Sabtu, 28 November 2009

Terampunikah

Sebulan penuh sudah
Ia berdo’a, memohon pada-Nya
Agar Ia mengampuni dosanya
Namun, belum juga nampak
Tampak perubahannya

Kalau sudah begitu jadinya
Rasa terputus asanya
Harapan itu sama dengan asanya
Barulah terlihat nyatanya

Matanya berlinang tetes airnya
Basahi sajadahnya
Entah basahnya
Tertimpa air tetesnya
Entah embun malam itu
Yang mengumpul di tempatnya

Jumardi
Mahasiswa UIN SUSKA Riau


Ikatan

Begitu jelas suara itu
Semakin keras dan semakin terdengar
Panggilan-Nya merasuki jiwa
Jiwa yang terlena dengan lenanya

Begitu kuat ikatan itu
Sampai tiga lapis ia ikat
Ditambah lagi balghahnya
Yang mempesona
Dengan bantuan di dirinya

Kalau saja ia tidak kuat
Kuat untuk melepasnya
Tentulah
Ia akan mengabaikan panggilan-Nya
Disediakanlah penjara
Untuknya


Jumardi
Mahasiswa UIN SUSKA Riau


Takdir

Hanya yang tahu
Karena yang boleh tahu
Boleh tahu, sudah tahu
Barulah tahu, tidak tahu

Entah bila terjadi?
Entah dimana terjadinya?
Apa jadinya terjadinya?
Terjadinya bukti jadinya
Jadinya sudah terjadi
Menjadinya akan terjadi
Sekarang terjadi

Dialah Dia
Bukan aku,kau,dan mereka

Jumardi
Mahasiswa UIN SUSKA Riau


Mau-Nya

Bukan aku yang mau
Bukan kau yang berkehendak
Bukan dia yang berkeinginan
Bukan juga mereka yang antusias

Aku dan kau tidak bisa berbuat
Aku dan dia tidak bisa bergerak
Mereka tidak bisa bertindak
Aku,kau,dia,mereka...
Ataupun kita tidak bisa berbuat apa-apa


Lalu kita mau apa?
Mau berbuat apa?

Jumardi
Mahasiswa UIN SUSKA Riau



Menunggu takdirmu

Jalan itu begitu jauh
Banyak parit-paritnya
Untung kalau ada titinya
Itupun kau kebingungan

Kalau kau tetap kedepan
Di depan banyak beloknya

Kau tak tahu mananya
Mana jalan yang kau tempuh
Tetap luruskah,
Kekirikah,
Kekanankah,
Barbalikkah,
Atau kau tetap di situ,
Diam menunggu takdirmu

Jumardi
Mahasiswa UIN SUSKA Riau

Apa kabar?

Apa kabar dirimu?
Apa kabar imanmu?
Masih sehatkah?
Atau sekarang
Kau sedang kecelakaan?
Atau tertimpa hampa
Hampa tak berisi?

Tapi aku harap kau tetap
Tetap pada-Nya
Tetap pada jalan-Nya
Tetap dalam hidayah-Nya

Jangan seperti dulu
Goyang jika tersentuh
Roboh jika terhembus

Lemah sekali…!!!
Jumardi
Mahasiswa UIN SUSKA Riau

Layakmu

Kalau ku ibaratkan besi
Kau layak menjadi baja
Kalau ku ibaratkan sungai
Kau layaknya samudera

Saat yang lain menjadi api
Kau malah membawa air
Saat yang lain membawa air
Kau buatkan samudera

Ku tak bisa ibaratkan dirimu
Dirimu layaknya begitu
Tetap seperti dirimu
Menjadi dirimu

Aku
Biarlah begini
Seperti ini
Menjadi dirimu

Jumardi
Mahasiswa UIN SUSKA Riau

Hanyalah sebuah karya

Ini bukan puisi
Bukan pula syair
Apalagi gurindam
Yang kau buat

Ini bukan ungkapan
Bukan curhatan
Apa lagi ucapan
Yang sering kau katakana

Bukan...ini bukan
Cerita atau kisah
Dongeng?
Bukanlah dongeng
Tapi…

Inilah tulisan yang bukan
Bukan apa-apa
Ia hanyalah sebuah karya

Jumardi
Mahasiswa UIN SUSKA Riau


Bukan untuk siapa-siapa

Untuk apa aku menulis? Untuk mu
Untuk apa aku berkarya? Untuk mu
Untuk apa aku lemah lembut? Untuk mu
Untuk apa aku tersenyum?untuk mu

Menulis dia,dia menulis untukmu
Dia berkarya,berkarya untuk mu
Mereka berharap sikap
lemah lembut untuk mu
mereka ingin tersenyum untuk mu

maka,
menulislah untuk ku
berkaryalah untuknya
lemah lembutlah
dan tersenyumlah
untuk meraka

karena itu semua
bukan untuk siapa-siapa

Jumardi
Mahasiswa UIN SUSKA Riau

jalan raya

ngong ngong
lewtlah sepeda motor
buszz...
lewat bus
tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit…
lewat mobil

pusat,pusat, “pusat mas”
lewat bus lagi
loket,loket, “loket bu”
lewat angkot

awas ada razia
awas ada polisi
pake helm, pake helm

dendung,,dendong

“kok rame ,mas?”
“barusan tabrakan 1 tewas 5 luka berat”

Inna lillahi wa inna lillahi wa ilaihi raajiuun

Jumardi
Mahasiswa UIN SUSKA Riau

Cahaya

Sinar matanya yang tajam memandang di setiap penjuru ruang
Tak kenal lelah ia terus memandang
Menerangi sudut-sudut
Entah apa gerangan dia terus melancarkan pandangannya
Tak berhenti, ia terus memandang
Tetap istiqamah, terus bekerja tanpa henti

Ia hanya sendiri, tak berteman
Tidak ada seorangpun menemaninya
Hanya bintang- bintang yang berjumlah banyak
Kecil-kecil memancar tapi pasti dan indah
Itu dalam pandangan mata yang tak kenal syukur
Ia hanya sendiri, tak berteman
Bukan tak mau, hanya tak kuasa
Itulah kodratnya
Itupun cukup baginya

Ia tak menyatu dengan gelap
Tak bersatu dengan malam
Ia hanya sendiri, tak berteman
Tapi pandangannya membuat kehidupan
Menjadikan Ketentraman dan ketenangan
Menciptakan kegembiraan dan kedamaian
Ia hanya sendiri, tak berteman

Ia hadir dalam keseharian kita, menemani kesendirian
Untuk menumbuhkan benih-benih cinta
Agar kita saling berkasih sayang
Ia hanya sendiri, tak berteman
Tapi ia untuk semua

Jumardi
Mahasiswa UIN Suska Riau

Sabtu, 14 November 2009

Memahami Sastra Islam

Oleh : Jumardi

Sastra dalam Islam ( arab ) disebut dengan adab. Dalam keseharian, kita bisa mengaitkannya dengan kesopanan, kesantunan, atau dengan istilah kelembutan kata. Sudah tentu untuk menilai sikap dan tingkah laku seseorang kita melihatnya dengan adab. Baik dengan melihat kesopanannya, kesantunannya, atau dengan kelembutan tutur katanya saat bicara. Namun defenisi adab di dalam sastra jauh lebih besar daripada itu.

Menurut Shauqi Dhaif, adab (sastra) adalah karya yang dapat membentuk
ke arah kesempurnaan kemanusiaan, yang di dalamnya terkandung ciri estetika dan kebenaran. Dalam Islam, sastra haruslah mendorong hasrat masyarakat untuk menjadi pembaca yang baik. Masyarakatlah yang menjadi target utama pemahaman kesusastraan. Jadi sastra Islam lebih mengarah pada pembentukan jiwa.

Definisi seni dan sastra Islam menurut Said Hawa dalam bukunya Al Islam, adalah seni/sastra yang berlandaskan kepada akhlak Islam. Senada dengan Said Hawa, menurut Ismail Raja Al Faruqi, Seni Islam adalah seni infiniti (seni ketakterhinggaan), di mana semua bentuk kesenian diakomodir pada keyakinan akan Allah. Ia juga menyatakan bahwa ekspresi dan ajaran Al Quran merupakan bahan materi terpenting
bagi ikonografi seni/sastra Islam. Dengan demikian seni Islam dapat dikatakan sebagai seni Qur'ani atau seni Rabbani.

Harun Daud berkata, "Tujuan kesusastraan adalah untuk mendidik dan membantu manusia ke arah pencapaian ilmu yang menyelamatkan. Bukan untuk membentuk makna spekulatif. Sebuah karya sastra atau karya seni dalam Islam adalah alat atau bantuan dan bukannya pengakhiran realita itu sendiri." Sementara menurut Shanon Ahmad bersastra dalam Islam haruslah bertonggakan Islam, yaitu sama seperti beribadah untuk dan karena Allah.

Dalam Manifes Kebudayaan dan Kesenian Islam 13 Desember 1963 di Jakarta---yang dideklarasikan untuk merespon Lekra dan Manifes Kebudayaan 17 Agustus 1963---para seniman, budayawan muslim beserta para ulama yang dimotori Djamaludin Malik, menyatakan bahwa yang disebut dengan kebudayaan, kesenian (kesusastraan) Islam ialah manifestasi dari rasa, karsa cipta, dan karya manusia muslim dalam mengabdi kepada Allah untuk kehidupan ummat manusia. Seni Islam adalah seni karena Allah untuk ummat manusia yang dihasilkan oleh para seniman muslim bertolak dari ajaran wahyu Illahi dan fitrah insani.

Setelah kita memahami definisi maupun tujuan dari sastra Islam,ada hal yang perlu kita jawab yaitu apakah yang akan menciptakan karya sastra Islam harus orang Islam?atau bisa saja orang non muslim berkarya yang karya sastra mereka berdasarkan adab Islam, lalu apakah sastra mereka dapat dikatakan sebagai sastra Islam?

Kita perlu memahami maksud dari definisi di atas,bahwa yang dikatakan sastra Islam adalah sebuah karya yang berlandaskan adab Islami yang orang yang membuat karya sastra itupun harus orang Islam. Jadi jika orang non muslim berkarya dengan ciri karya sastra Islam bukanlah disebut sastra Islam. Sastra itu bisa disebut dengan sastra yang bersumberkan Islam.

Untuk memudahkan kita untuk memahami maksud sebenarnya dari sastra Islam.Berikut beberapa ciri sastra Islam.Yaitu: (1) Jika sebuah cerpen, puisi, atau novel Islam, misalnya, tidak melalaikan pembaca atau penulisnya untuk mengingat Allah. (2) ketika membacanya akan diingatkan kepada ayat-ayat kauliyah meupun kauniyah-Nya. (3) Ada unsur amar ma’ruf nahi munkar dengan tidak menggurui. (4) Penuh dengan ibrah dan hikmah. (5) Ia kerap bercerita tentang cinta; baik cinta kepada Allah, Rasulullah, kedua orang tua, perjuangan di jalanNya. Cinta pada kaum muslimin dan semua mahluk Allah: sesama manusia, hewan, tumbuhan, alam raya dan sebagainya.

Ciri lainnya, karya sastra Islam tidak akan pernah mendeskripsikan hubungan badani, kemolekan tubuh perempuan atau betapa `indahnya' kemaksiatan, secara vulgar dengan mengatasnamakan seni atau aliran sastra apa pun. Ia juga tak membawa kita pada tasyabbuh bi'l kuffar, apalagi jenjang kemusyrikan.

Sastra Islam akan lahir dari mereka yang memiliki ruhiyah Islam yang kuat dan wawasan keislaman yang luas. Penilaian apakah karya tersebut dapat disebut sastra Islam atau tidak bukan dilihat pada karya semata, namun juga dari pribadi pengarang, proses
pembuatannya hingga dampaknya pada masyarakat. Sastra Islam bagi pengarangnya adalah suatu pengabdian yang harus dipertanggungjawabkan pada Allah dan umat. Sastra dalam kehidupan seorang muslim atau muslimah pengarang adalah bagian dari ibadah. Artinya tidak ada dari hasil karya mereka diniatkan selain untuk ibadah.

Sebuah karya tak bisa dikatakan sebagai sastra Islam hanya karena mengambil setting ( latar belakang ) pesantren, mesjid, mengetengahkan tokoh ulama, dan menampilkan ritual-ritual keagamaan atau unsur sufistik. Sastra Islam lebih dari sekedar slogan atau simbol. Sang pengarang, kehidupan, Islam dan karyanya menjelma satu kesatuan.

Para sastrawan Islam, berkarya tidak hanya sekedar berkarya, untuk menghasilkan sebuah kesenian yang indah, kata-kata yang mengagumkan. Tetapi mereka jauh lebih besar dari itu. Mereka berkarya atas dasar iman kepada Allah dengan tujuan dari karyanya itu dapat menjadikan dirinya dekat kepada Allah dan orang yang membaca karya-karyanya bisa ikut juga menjadi lebih baik.

Untuk mewujudkan itu semua tentunya sebelum berkarya haruslah memperbaiki pribadi terlebih dahulu secara matang sampai benar-benar memahami agama Islam secara kaffah.Sehingga apapun yang tertulis atau hasil karyanya benar-benar membawa kebaikan dunia dan akhirat.

Jumardi

Mahasiswa Fakultas Ushuluddin

Jurusan Tafsir Hadits



Untukmu yang tertimpa musibah.JANGAN BERSEDIH !

Oleh: Jumardi bin Abd.Wahab

Tepat pada hari Rabu, 30 September 2009 kemaren,sekitar pukul 5 sore SUMBAR mengalami gempa dengan kekuatan 7,6 Skala richter yang mengakibatkan keresahan,kesedihan,trauma, dan lainya yang sangat menyesakkan dada para korban dan yang menyaksikan langsung maupun yang hanya sekedar mendengar kabar dari media massa.Sebagai manusia wajar saja perasaan itu sangat terasa dan dirasa,tak terbayang dengan ratusan korban tewas,rumah dan toko-toko luluh lantak,sekolah-sekolah,perguruan tinggi,serta bangunan bertingkat yang hancur berantakan,tidak dapat digunakan lagi karena hampir rata dengan tanah.

Wahai saudaraku yang terkena musibah dan keluarganya yang terkena musibah.Akupun sedih melihat kalian bersedih.Kamipun resah melihat kalian resah.Merekapun berduka melihat kalian berduka.Tapi,aku,kami, mereka, dan aku harap juga kalian tidak larut dalam kesedihan dan keresahan itu dengan berburuk sangka kepada Allah SWT.Karena Allah telah menjanjikan bahwa setiap apapun yang Dia timpakan kepada kita dan apa yang Dia tidak berikan kepada kita merupakan suatu kebaikan yang diberikan-Nya kepada kita.Yakinlah! bahwa setiap QADHA yang Allah tetapkan adalah baik.Apakah itu berbentuk musibah,bencana dan sebagainya.Hanya saja kita harus melihatnya dari keyakinan kita terhadap sifat dan kekuasaan-Nya.Kalau kita meyakini ini pastilah kita tidak terlalu risau dengan apa yang Dia timpakan kepada kita.Tinggal kita mengoreksi apa kesalahan kita yang telah kita lakukan dalam kehidupan ini sehingga Allah menegur kita dengan “suatu kebaikan itu”?

Saudaraku, musibah itu adalah tangga menuju kebaikan untuk mencapai kebaikan pula dari-Nya.Itu jika kita dapat berbaik sangka kepada-Nya lalu bersabar dan tetap shalat dan membaca surat-suratnya.Namun, jika kita jauh dari itu,tentulah kita mendapatkan kebalikannya( keburukan ).Masalahnya hanya bagaimana kita memahaminya,memahami musibah itu.

Saudaraku, itu juga belum cukup kalau hanya sebatas sebuah ketaatan seremonial,ketaatan sesaat.Karena kebaikan dari musibah itu hanya didapat dengan kesabaran yang lama dengan ujian yang lama pula serta dengan ketaatan yang terus-menerus.Karena kata Allah banyak yang ketika diberikan pertolongan sesudahnya mereka ada yang taat ( sadar ) dan ada yang tetap dalam kemaksiatannya- itulah orang yang tidak pandai bersyukur-tidak mau berubah.

Saudaraku, Jangan bersedih ! karena kita detik ini masih bisa bernafas,masih Allah berikan kesempatan buat menyadari langkah-langkah hidup untuk memperbaiki hidup yang lebih baik.Setelah kesedihan akan datang kegembiraan,setelah kesusahan akan datang kemudahan.Sesungguhnya setiap musibah ada kenikmatan-bagi yang mau berfikir.

Yakinlah! Ibu,Bapak,Anak,Nenek,Kakek,Bibi,Paman,Saudara,Teman,Sahabat kita yang hari ini tidak lagi bersama kita,didekat kita,mereka telah berbahagia bersama Allah.Atau kita yang sekarang bersedih inilah yang menjadikan mereka bahagia disana dengan perubahan diri kita yang baik,yang selalu mendekatkan diri secara menerus kepada Allah SWT.bersabar dan shalat untuk mengharap keridhaan-Nya.

Saudaraku, Apa yang tidak bisa Allah lakukan dimuka bumi ini?secepat apapun waktunya Allah bisa merubah dari yang ada menjadi tidak ada,dari yang sedang merasa sedih hari ini,detik ini juga Allah bisa merubahnya menjadi kegembiraan atau sebaliknya.Kalau saja kita menyadari dan kita sebenarnya sudah sadar bahwa kehidupan akhirat adalah kehidupan yang kekal abadi dan dunia ini hanyalah kehidupan sesaat.Hanya saja kita tinggal memahami apa yang kita sadari dan yang kita ketahui itu dengan penuh keyakinan kepada Allah SWT.

Saudaraku! Dengan musibah dan kesedihan yang kalian alami hari ini telah menyadarkan saudara-saudara kita yang dulunya lalai dan tidak mau bersyukur lalu hari ini dengan kesedihan yang kalian alami membuat mereka ingat dan mau bersyukur.Mereka berlomba-lomba memberikan bantuan kepada kalian yang mungkin baru hari ini mereka berinfak karena melihat keadaan kalian hari ini yang sedang bersedih. Bukankah itu kalian telah mendapatkan pahala dari Allah SWT?tentu saja.Lalu apa yang kalian sedihkan?apa yang kalian sedihkan?orang yang kalian sedihkan bergemnbira,kalian menjadikan orang menjadi baik yang sebelumnya jahat,kalian telah menjadikan orang dermawan yang sebelumnya kikir dengan harta mereka.Maka apalagi yang kalian sedihkan wahai saudaraku?

Saudaraku! Tersenyumlah,tersenyumlah saudaraku

Karena tidak ada lagi yang perlu engkau tangisi,tidak ada alasan lagi untuk kalian bersedih hati.Sambutlah pahala dari Allah,jawablah salam para Nabi dan malaikat.bersabarlah,terus kerjakan shalat dan bacalah terus ayat-ayat Allah.

Mahasiswa Ushuluddin

Jurusan Tafsir Hadits

Koor.PPSDM Rohis Al-Fata Al-Muntazar UIN SUSKA Riau

PEMUDA DALAM PANDANGANKU

Oleh: Jumardi

Pemuda adalah orang kedua setelah orang yang tua.Pemuda adalah penanggung jawab semua urusan setelah tidak ada lagi orang tua yang mengatur urusan itu.Pemuda adalah penengah antara anak-anak dan orang tua.Pemuda adalah puncak kekuatan,puncak semangat,dan keberanian.Pemuda adalah aset bangsa dimana ditangan pemudalah terdapat kekayaan,keberanian,dan intelektualitas.Pemuda adalah TNI,guru bagi anak bangsa,pemimpin masa depan,dan semua pekerja dalam suatu bangsa adalah pemuda.Pemuda adalah isi dari suatu bangsa dimana dia merupakan inti dari kemajuan bangsa.

Pemuda adalah jembatan,jalan bangsa untuk menyeberang menuju kemajuan dan pemuda itulah yang menyeberanginya.Pemuda adalah rumah,penaung bagi anak-anak dan orang tua.Dia juga perpustakaan,gedumg pendidikan bagi anak bangsa dibawahnya.Pemuda,pemuda,pemuda,dan pemuda.

Begitu banyak istilah yang kita gunakan untuk menyebut pemuda.Lalu bagaimana sesungguhnya arti pemuda itu?.pemuda yang pemberanikah atau yang penakutkah?.Menurut saya keduanya adalah pemuda,pemuda yang mengisi bangsa.Tapi,apakah hanya sebatas itu?.

Saya sependapat dengan hati saya bahwa pemuda adalah anak bangsa yang dengan ikhlas,tanpa pamrih rela berkorban untuk membela bangsa,untuk memajukan bangsa dengan cara yang tidak merugikan,baik dirinya,orang lain bangsanya bahkan bangsa lain.

Untuk itu saya berani katakan bahwa pemuda selain itu bukanlah pemuda, tapi penoda yang hanya bisa berbicara,menghasut bahkan merugikan bangsa.Lihat saja dirinya penuh dengan kerugian kemudian merugikan pemuda yang lain.

Pemuda,jika kau ingin jadi pemuda jangan kau jadi penoda,jika kau ingin jadi pemuda jangan kau beda-beda.Jika kau memang aset bangsa jadilah pemuda tanpa tanda jasa yang berbuat untuk kemajuan bangsa,yang berbuat untuk kepentingan bersama.Hidup pemuda adalah kehidupan bangsa ,kehidupan bangsa adalah tanggung jawab pemuda.

Pemuda adalah pemuda,Sebenarnya pemuda adalah pemuda.Banyak hal yang bisa kita kerjakan,banyak hal yang bisa kita perbuat,banyak perbuatan yang lebih bermanfaat,banyak pekerjaan yang lebih perbuatan.Kalau kita seorang penjahit,jadilah penjahit yang handal.Kalau kita seorang mahasiswa,jadilah mahasiswa yang handal.Cintai pekerjaan,cintai profesi.Kalau kita tidak punya pekerjaan jadilah pemuda yang punya perbuatan,perbuatan yang bermanfaat.Pemuda adalah pemikir dan pikiran pemuda bisa memajukan bangsa, itu adalah perbuatan.

Pemuda,pengaruh bagimu bukanlah apa-apa,karena itu hanyalah sebuah pengaruh.Tetapi,dirimulah yang menentukan untuk menolak atau menerimanya.Kau adalah orang yang teguh,kau adalah orang yang mempunyai pendirian dan kau adalah orang yang teguh pendirian.

Saya sependapat dengan fikiran saya bahwa pemuda adalah perubah,bahwa pemuda adalah perevolusi bangsa.Bangsa ini dalam genggaman pemuda,untuk itu jadilah perubah yang lebih baik.Berubahnya bangsa disebabkan berubahnya pemuda,berubahnya pemuda karena berubahnya bangsa.Bangsa berubah karena dirubah pemuda,pemuda dirubah karena bangsa dirubah.

Saya sependapat juga dengan perasaan saya bahwa pemuda itu pemimpin yang serba bisa,karena pemuda mempunyai keragaman kebisaan(skill) yang tidak dimiliki oleh Raja(Presiden).Untuk itu,sekali lagi saya katakan jadilah pemuda yang mencintai pekerjaan,yang mencintai profesi yang diikuti dengan perbuatan.Pemuda itu pebuat, dia tidak seperti anak-anak yang hanya bisa dibuat(diatur).Pemuda itu pengatur yang tidak mau diatur,maksudnya tidak mau seperti anak-anak.Pemuda itu pemikir produktif,tidak konsumtif.Dia selalu menimbulkan hal-hal yang baru yang bermanfaat.Dia kreatif,inovatif,dan produktif saat sesuatu belum ada,dia akan menimbulkannya menjadi ada kemudian dia kembangkan untuk kepentingan bersama,dia sumbangkan untuk negerinya.

Pemuda itu indah,dia mencintai keindahan,mencintai kebersihan,mencintai kesenian,mencintai keberadaban,dan mencintai kebudayaan.Dia suka musyawarah,suka gotong royong.Dia tidak suka kekerasan dan kejahatan.Dia cinta ilmu pengetahuan,dia cinta kemajuan,dia suka berlajar,dan dia suka mengajar.

Pemuda itu pekarya dan dia suka berkarya.Pemuda itu kutu buku yang tidak pernah lepas dari buku.Pemuda adalah atlit yang ulet yang suka olahraga dan kesehatan.

Pemuda itu penakut,dia takut harga dirinya dirampas,takut bangsanya dijajah,takut jadi pecundang dan dia takut bumi pertiwi ini hancur.Pemuda itu pemberani,berani berkorban,berani berjuang,dan berani menyerang jika bangsanya diserang.

Pemuda itu hemat,hemat harta,hemat tenaga,hemat pikiran,dan hemat perbuatan.Pemuda adalah pejuang masa depan berjuang untuk dirinya,untuk keluarganya,dan untuk bangsanya.

Pemuda itu baik,baik akhlaknya,baik perangainya,baik adabnya,baik sikapnya,dan baik tingkah laku dan perbuatannya.Pemuda merupakan pertahanan bangsa yang siap menahan benturan,desakan pengaruh yang akan masuk kedalam negerinya.Pemuda itu Ilmuan yang selalu memberikan pengetahuan yang baru untuk bangsanya.Pemuda itu pencegah,mencegah segala yang akan merusak negerinya.Dia juga pembangun yang membangun negerinya apabila rusak.

Pemuda itu pencinta,cinta tanah air,bangsanya,dan apa yang ada didalamnya,dia marah apabila bangsanya dan apa yang ada didalamnya dihina dan dicaci maki.Dia sangat menghargai karya negerinya dan dia tidak membandingkan satu dengan yang lainnya.

Pemuda itu suka menanam,menanam pohon,menanam kasih sayang dihati saudaranya,menanam cinta di dada saudaranya.Pemuda adalah penolong sebelum orang lain menolong.Pemuda adalah pembasmi,dia membasmi segala kejahatan yang akan merusak negerinya.

Pemuda adalah orang yang adil,dia tak pernah mau berbuat kecurangan,dia jujur dalam setiap pikiran,perkataan,dan perbuatannya.Dia juga orang yang amanah yang tidak pernah mau berkhianat serta dia orang yang bertanggung jawab.

Pemuda itu taat,taat kepada Allah,taat kepada Rasulullah.dan taat kepada pemerintah yang amanah,dia akan mengingatkan jika pemerintahnya tidak bertanggung jawab.Pemuda itu rajin,rajin sholat,rajin ibadah,dam rajin shodaqah serta dia adalah orang yang sangat dermawan.

Pemuda itu pintar,pintar ilmu,pintar sikap,cerdas,dan pintar perbuatan serta pintar membagi waktu.Dia cepat,dia tanggap,dan dia tangkas.Pemuda adalah protect dari serangan virus adu domba yang akan menembus bangsanya.Pemuda adalah generasi pemaju,yang akan memajukan negerinya.

Pemuda itu pemaaf,yang selalu memaafkan saudaranya,dia juga pengingat yang selalu mengingatkan kelalaian saudaranya.Pemuda adalah penjaga,yang selalu menjaga kelestarian bangsanya dan apa yang ada didalamnya.Dia juga driver yang akan membawa ke tujuan yang baik dan dia tidak menyesatkan.

Pemuda itu pencita,dia bercita-cita untuk selalu menjadi yang terbaik bagi bangsanya,dia juga selalu berharap untuk bisa memajukan bangsanya.Pemuda itu pemegang,pemegang prinsip bangsanya dan dia mengamalkan prinsip itu.

Pemuda itu pembenci,benci kejahatan,benci kekerasan,benci penjajahan,dan benci perjudian.Pemuda itu kuat,kuat Imannya,kuat aqidahnya,kuat tenaganya,kuat pemikirannya,kuat perbuatannya,kuat prinsipnya,dan kuat menahan hawa nafsu dan amarahnya.Dia juga rajin membaca,rajin menulis,dan besar pemahaman serta penghayatannya.

Pemuda itu pencuri,pencuri hati bangsa lain sehingga bangsa itu takut,cinta dan sayang kepada bangsanya.

Terakhir pemuda itu adalah pengenal,dimana setiap bangsa lain mengenal bangsanya. Mereka kenal pemudanya yang ramah,yang cerdas,yang kuat,yang baik,yang pemberani,yang pintar,yang ulet,yang rajin,yang produktif,yang kreatif,yang taat kepada Rabnya dan Nabi-Nya.Hidup Pemuda!!!

Semuanya oleh jumardi

Terampunikah

Sebulan penuh sudah

Ia berdo’a, memohon pada-Nya

Agar Ia mengampuni dosanya

Namun, belum juga nampak

Tampak perubahannya

Kalau sudah begitu jadinya

Rasa terputus asanya

Harapan itu sama dengan asanya

Barulah terlihat nyatanya

Matanya berlinang tetes airnya

Basahi sajadahnya

Entah basahnya

Tertimpa air tetesnya

Entah embun malam itu

Yang mengumpul di tempatnya

Ikatan

Begitu jelas suara itu

Semakin keras dan semakin terdengar

Panggilan-Nya merasuki jiwa

Jiwa yang terlena dengan lenanya

Begitu kuat ikatan itu

Sampai tiga lapis ia ikat

Ditambah lagi balghahnya

Yang mempesona

Dengan bantuan di dirinya

Kalau saja ia tidak kuat

Kuat untuk melepasnya

Tentulah

Ia akan mengabaikan panggilan-Nya

Disediakanlah penjara

Untuknya

Takdir

Hanya yang tahu

Karena yang boleh tahu

Boleh tahu, sudah tahu

Barulah tahu, tidak tahu

Entah bila terjadi?

Entah dimana terjadinya?

Apa jadinya terjadinya?

Terjadinya bukti jadinya

Jadinya sudah terjadi

Menjadinya akan terjadi

Sekarang terjadi

Dialah Dia

Bukan aku,kau,dan mereka

Mau-Nya

Bukan aku yang mau

Bukan kau yang berkehendak

Bukan dia yang berkeinginan

Bukan juga mereka yang antusias

Aku dan kau tidak bisa berbuat

Aku dan dia tidak bisa bergerak

Mereka tidak bisa bertindak

Aku,kau,dia,mereka...

Ataupun kita tidak bisa berbuat apa-apa

Lalu kita mau apa?

Mau berbuat apa?

Menunggu takdirmu

Jalan itu begitu jauh

Banyak parit-paritnya

Untung kalau ada titinya

Itupun kau kebingungan

Kalau kau tetap kedepan

Di depan banyak beloknya

Kau tak tahu mananya

Mana jalan yang kau tempuh

Tetap luruskah,

Kekirikah,

Kekanankah,

Barbalikkah,

Atau kau tetap di situ,

Diam menunggu takdirmu

Apa kabar?

Apa kabar dirimu?

Apa kabar imanmu?

Masih sehatkah?

Atau sekarang

Kau sedang kecelakaan?

Atau tertimpa hampa

Hampa tak berisi?

Tapi aku harap kau tetap

Tetap pada-Nya

Tetap pada jalan-Nya

Tetap dalam hidayah-Nya

Jangan seperti dulu

Goyang jika tersentuh

Roboh jika terhembus

Lemah sekali…!!!

Layakmu

Kalau ku ibaratkan besi

Kau layak menjadi baja

Kalau ku ibaratkan sungai

Kau layaknya samudera

Saat yang lain menjadi api

Kau malah membawa air

Saat yang lain membawa air

Kau buatkan samudera

Ku tak bisa ibaratkan dirimu

Dirimu layaknya begitu

Tetap seperti dirimu

Menjadi dirimu

Aku

Biarlah begini

Seperti ini

Menjadi dirimu

Hanyalah sebuah karya

Ini bukan puisi

Bukan pula syair

Apalagi gurindam

Yang kau buat

Ini bukan ungkapan

Bukan curhatan

Apa lagi ucapan

Yang sering kau katakana

Bukan...ini bukan

Cerita atau kisah

Dongeng?

Bukanlah dongeng

Tapi…

Inilah tulisan yang bukan

Bukan apa-apa

Ia hanyalah sebuah karya

Bukan untuk siapa-siapa

Untuk apa aku menulis? Untuk mu

Untuk apa aku berkarya? Untuk mu

Untuk apa aku lemah lembut? Untuk mu

Untuk apa aku tersenyum?untuk mu

Menulis dia,dia menulis untukmu

Dia berkarya,berkarya untuk mu

Mereka berharap sikap

lemah lembut untuk mu

mereka ingin tersenyum untuk mu

maka,

menulislah untuk ku

berkaryalah untuknya

lemah lembutlah

dan tersenyumlah

untuk meraka

karena itu semua

bukan untuk siapa-siapa

jalan raya

ngong ngong

lewtlah sepeda motor

buszz...

lewat bus

tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit…

lewat mobil

pusat,pusat, “pusat mas”

lewat bus lagi

loket,loket, “loket bu”

lewat angkot

awas ada razia

awas ada polisi

pake helm, pake helm

dendung,,dendong

“kok rame ,mas?”

“barusan tabrakan 1 tewas 5 luka berat”

Inna lillahi wa inna lillahi wa ilaihi raajiuun

Cicak vs buaya

Intaian mata di sela dinding

Sungai mendesah riaknya

Entah yang mana yang nyata

Di tepian kah, di tengahkah?

Diam- diam menelek

Sunyi senyap tak bersuara

Tampak dekat mendesah

Tertelan tulang sejati

Air keruh bertuah buih

Tak beriak tak jernih

Bening tak dapat mandi

Malah mati terpejam dahi

Sama saja riaknya

Tak berguna bergantungan

Walau mirip dengusnya

Hidup beda tempat tak sama

Hubungan antara Pemerintah,Rakyat,dan elemen Pemerintah

Oleh: Jumardi

Adanya sebuah negara karena di dalamnya terdapat pemerintahan dan rakyat selain adanya wilayah dan undang-undang. Semua itu selalu berhubungan dan saling berkesinambungan. Negara tidak akan baik, jika satu dengan yang lainnya saling berbenturan, baik pemerintah dengan rakyat, rakyat dengan undang-undang,maupun pemerintah dengan undang-undang. Semuanya ada hak dan keweajibannya.

Selain itu, ada yang lebih parah lagi jika sama-sama elemen pemerintahnya yang saling berbenturan yang notabenenya yang menegakkan negara dan undang-undang.Mereka sibuk dengan permasalahan intern sehingga lupa dengan hak rakyat.Begitu juga,rakyat lupa dengan kewajibannya sehingga menyusahkan pemerintah dalam menunaikan kewajibannya.

Oleh karena itu, keberadaan sebuah Negara yang terdiri dari pemerintahan dan rakyat yang saling memahami adalah sebuah keniscayaan dalam ajaran Islam.Firman Allah SWT. Dalam surah An-Nisa ayat 58-59, “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Ibnu Taimiyah dengan tegas menyatakan, “Barang siapa yang tidak bisa diluruskan dengan al-Qur’an maka diluruskan dengan kekuatan.Oleh karena itu, agama ditegakkan dengan Al-Qur’an dan senjata”.Imam al-Ghazali mengatakan, “Dunia adalah ladang akhirat.Agama tidak akan sempurna kecuali denga dunia.Kekuasaan dan agama adalah kembaran yang tidak dapat dipisahkan. Agama adalah tiang,sementara penguasa adalah penjaga.Bangunan tanpa tiang akan roboh dan apa yang tidak dijaga akan hilang.keteraturan dan kedisiplinan tidak akan terwujud kecuali denga penguasa.

Kewajiban pemerintah kepada rakyat adalah menyampaikan amanat dan menetapkan hukum secara berkeadilan.Sedangkan kewajiban rakyat adalah tunduk dan patuh kepada pemerintah dalam mengelola dan menjaga negaranya.Amanat dan hukum yang harus dijalankan pemerintah dengan adil mencakup seluruh bidang kehidupan,mulai dari moral,ekonomi, politik ,budaya,sosial,hukum,dan Hankam.Hal ini disinggung Rasulullah dalam sabdanya, “Saya lebih utama bagi setiapMuslim ketimbang dirinya sendiri.Siapa yang meninggalkan utang atau anak-anak dan keluarga maka saya bertanggung jawab atas mereka”(H.R. Muslim).

Oleh karena itu,apabila pemerintah atau rakyat tidak menunaikan kewajibannya maka keduanya akan kehilangan haknya.Hak keadilan dalam segala bidang bagi rakyat dan hak ketataan dan kepatuhan bagi pemerintah. Keadaan ini akan menjadi ancaman serius bagi stabilitas Negara dan bahaya yang ditimbulkannya boleh jadi melebihi serangan dari negara-negara musuh yang sangat kuat sekalipun.

Untuk menjaga stabilitas itulah maka pemerintah dan elemen-elemennya diangkat.Melakukan program-programnya untuk dapat mensejahterakan rakyat dalam rangka memenuhi kewajibannya dan terpenuhinya hak rakyat terhadapnya.

Pemerintah hendaknya setelah mereka terpilih, melakukan apa yang dilakukan para khalifah ketika mereka diangkat,seperti Abu Bakar ash-shidiq ra.ia berpidato begini, “Wahai manusia seluruhnya,aku diangkat untuk memimpin kamu dan aku bukanlah orang terbaik diantara kamu. Jika aku membuat kebaikan maka dukunglah aku.Tetapi jika aku membuat kejelekan maka kritiklah aku.Kebenaran itu suatu amanat dan kebohongan itu suatu khianat…patuhilah aku selama aku mematuhi Allah dan Rasul-Nya.Bila aku mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka tiada kewajiban patuh bagi kamu kepadaku”.

Masa Depan Rakyat Bila Pemerintah Melalaikan Kewajibannya

Kehancuran umat dan rakyat akan menjadi sebuah ancaman yang paling serius apabila pemerintah tidak melaksanakan kewajibannya, terutama terhadap rakyat dan umatnya. Pemerintah atau elemennya tidak bisa berbuat baik,apalagi diantara mereka saling bermusuhan tentunya pekerjaan mereka hanya sibuk dalam masalah itu.Dan itu akan berakibat fatal dalam sendi kehidupan rakyatnya.Baik masalah moral,social,budaya,politik,dan Hankam negerinya.Hal itu karena mereka sendiri yang melanggar semua ketetapan dan hukum yang telah mereka buat.

Inilah kiamat yang disebutkan Rasulullah dalam sabdanya, “Bila amanat disia-siakan maka tunggulah kiamat.”Dikatakan: “Bagaimana bentuk penyia-nyiaannya?Rasulullah saw.bersabda, “Bila persoalan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya,maka tunggulah kiamat”(H.R. Bukhari).Orang-orang yang melakukan kejahatan dan saling bertengkar dan bermusuhan tentu bukan ahlinya.

Hal yang paling sering terjadi dalam Negara seperti diatas adalah diterapkannya politik belah bambu oleh penguasa-satu kelompok dilakukan istimewa,sedang kelompok lainnya diinjak-injak.Dua kelompok ini kemudian dihasut untuk saling bermusuhan dan bahkan menyerang satu dengan yang lainnya.Maka, dengan itu perhatian rakyat akan terpecah oleh persoalan-persoalan konflik horizontal dan meninggalkan persoalan-persoalan yang terakait dengan kebobrokan pemerintah.Isu yang dikembangkan terkadang persoalan rasial,agama,fasilitas,bahkan sampai-sampai persoalan-persoalan sepele yang kemudian direkayasa menjadi persoalan besar yang dapat menimbulkan bentrokan.

Menuntut hak dengan menunaikan kewajiban

Masa depan negara yang pemerintah dan elemennya saling berbenturan sangat tergantung pada rakyatnya sendiri.Ibnu Mas’ud meriwayatkan bahwa Rasulullah saw.bersabda: “Setiap Nabi yang diutus Allah kepada suatu kaum sebelum saya selalu punya pendukung dan pembela yang melaksanakan sunnahnya dan mematuhi perintahnya.Kemudian kaum itu meninggalkan generasi yang mengatakan apa yang mereka tidak lakukan, melakukan apa yang tidak diperintahkan.Siapa yang melawan mereka dengan kekuatan tangannya,maka dia adalah orang mukmin. Siapa yang melawannya dengan kekuatan lisannya,maka dia adalah mukmin.Siapa yang melawan mereka dengan kekuatan hatinya,maka dia adalah mukmin.selain itu, tidak ada lagi keimanan sebesar zarrahpun.”(H.R.Muslim).

Terpeliharanya Negara dari penyelewengan para elemen penguasanya merupakan hasil kerja dari orang-orang kritis yang mengelilingi penguasa tersebut.Mereka bisa berasal dari golongan wazir(menteri),ulama,atau bahkan rakyat kecil sekalipun.Oleh karena itu, rakyat tidak boleh tinggal diam melihat struktur dan elemen pemerintah yang bermasalah.Para pemerintah dan elemennya adalah saudara muslim mereka sendiri sehingga terkena kewajiban di antara pribadi muslim satu dengan yang lainnya.Salah satu diantaranya adalah saling menasehati dalam kebenaran,dan saling menasihati dalam kesabaran dan kasih sayang.

Mahasiswa Ushuluddin

Koor.PPSDM Al-Fata Al-Muntazhar

dan Staff Department Kaderisasi

KAMMI Komisariat UIN SUSKA Riau

Entri Populer