Terampunikah
Sebulan penuh sudah
Ia berdo’a, memohon pada-Nya
Agar Ia mengampuni dosanya
Namun, belum juga nampak
Tampak perubahannya
Kalau sudah begitu jadinya
Rasa terputus asanya
Harapan itu sama dengan asanya
Barulah terlihat nyatanya
Matanya berlinang tetes airnya
Basahi sajadahnya
Entah basahnya
Tertimpa air tetesnya
Entah embun malam itu
Yang mengumpul di tempatnya
Jumardi
Mahasiswa UIN SUSKA Riau
Ikatan
Begitu jelas suara itu
Semakin keras dan semakin terdengar
Panggilan-Nya merasuki jiwa
Jiwa yang terlena dengan lenanya
Begitu kuat ikatan itu
Sampai tiga lapis ia ikat
Ditambah lagi balghahnya
Yang mempesona
Dengan bantuan di dirinya
Kalau saja ia tidak kuat
Kuat untuk melepasnya
Tentulah
Ia akan mengabaikan panggilan-Nya
Disediakanlah penjara
Untuknya
Jumardi
Mahasiswa UIN SUSKA Riau
Takdir
Hanya yang tahu
Karena yang boleh tahu
Boleh tahu, sudah tahu
Barulah tahu, tidak tahu
Entah bila terjadi?
Entah dimana terjadinya?
Apa jadinya terjadinya?
Terjadinya bukti jadinya
Jadinya sudah terjadi
Menjadinya akan terjadi
Sekarang terjadi
Dialah Dia
Bukan aku,kau,dan mereka
Jumardi
Mahasiswa UIN SUSKA Riau
Mau-Nya
Bukan aku yang mau
Bukan kau yang berkehendak
Bukan dia yang berkeinginan
Bukan juga mereka yang antusias
Aku dan kau tidak bisa berbuat
Aku dan dia tidak bisa bergerak
Mereka tidak bisa bertindak
Aku,kau,dia,mereka...
Ataupun kita tidak bisa berbuat apa-apa
Lalu kita mau apa?
Mau berbuat apa?
Jumardi
Mahasiswa UIN SUSKA Riau
Menunggu takdirmu
Jalan itu begitu jauh
Banyak parit-paritnya
Untung kalau ada titinya
Itupun kau kebingungan
Kalau kau tetap kedepan
Di depan banyak beloknya
Kau tak tahu mananya
Mana jalan yang kau tempuh
Tetap luruskah,
Kekirikah,
Kekanankah,
Barbalikkah,
Atau kau tetap di situ,
Diam menunggu takdirmu
Jumardi
Mahasiswa UIN SUSKA Riau
Apa kabar?
Apa kabar dirimu?
Apa kabar imanmu?
Masih sehatkah?
Atau sekarang
Kau sedang kecelakaan?
Atau tertimpa hampa
Hampa tak berisi?
Tapi aku harap kau tetap
Tetap pada-Nya
Tetap pada jalan-Nya
Tetap dalam hidayah-Nya
Jangan seperti dulu
Goyang jika tersentuh
Roboh jika terhembus
Lemah sekali…!!!
Jumardi
Mahasiswa UIN SUSKA Riau
Layakmu
Kalau ku ibaratkan besi
Kau layak menjadi baja
Kalau ku ibaratkan sungai
Kau layaknya samudera
Saat yang lain menjadi api
Kau malah membawa air
Saat yang lain membawa air
Kau buatkan samudera
Ku tak bisa ibaratkan dirimu
Dirimu layaknya begitu
Tetap seperti dirimu
Menjadi dirimu
Aku
Biarlah begini
Seperti ini
Menjadi dirimu
Jumardi
Mahasiswa UIN SUSKA Riau
Hanyalah sebuah karya
Ini bukan puisi
Bukan pula syair
Apalagi gurindam
Yang kau buat
Ini bukan ungkapan
Bukan curhatan
Apa lagi ucapan
Yang sering kau katakana
Bukan...ini bukan
Cerita atau kisah
Dongeng?
Bukanlah dongeng
Tapi…
Inilah tulisan yang bukan
Bukan apa-apa
Ia hanyalah sebuah karya
Jumardi
Mahasiswa UIN SUSKA Riau
Bukan untuk siapa-siapa
Untuk apa aku menulis? Untuk mu
Untuk apa aku berkarya? Untuk mu
Untuk apa aku lemah lembut? Untuk mu
Untuk apa aku tersenyum?untuk mu
Menulis dia,dia menulis untukmu
Dia berkarya,berkarya untuk mu
Mereka berharap sikap
lemah lembut untuk mu
mereka ingin tersenyum untuk mu
maka,
menulislah untuk ku
berkaryalah untuknya
lemah lembutlah
dan tersenyumlah
untuk meraka
karena itu semua
bukan untuk siapa-siapa
Jumardi
Mahasiswa UIN SUSKA Riau
jalan raya
ngong ngong
lewtlah sepeda motor
buszz...
lewat bus
tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit…
lewat mobil
pusat,pusat, “pusat mas”
lewat bus lagi
loket,loket, “loket bu”
lewat angkot
awas ada razia
awas ada polisi
pake helm, pake helm
dendung,,dendong
“kok rame ,mas?”
“barusan tabrakan 1 tewas 5 luka berat”
Inna lillahi wa inna lillahi wa ilaihi raajiuun
Jumardi
Mahasiswa UIN SUSKA Riau
Cahaya
Sinar matanya yang tajam memandang di setiap penjuru ruang
Tak kenal lelah ia terus memandang
Menerangi sudut-sudut
Entah apa gerangan dia terus melancarkan pandangannya
Tak berhenti, ia terus memandang
Tetap istiqamah, terus bekerja tanpa henti
Ia hanya sendiri, tak berteman
Tidak ada seorangpun menemaninya
Hanya bintang- bintang yang berjumlah banyak
Kecil-kecil memancar tapi pasti dan indah
Itu dalam pandangan mata yang tak kenal syukur
Ia hanya sendiri, tak berteman
Bukan tak mau, hanya tak kuasa
Itulah kodratnya
Itupun cukup baginya
Ia tak menyatu dengan gelap
Tak bersatu dengan malam
Ia hanya sendiri, tak berteman
Tapi pandangannya membuat kehidupan
Menjadikan Ketentraman dan ketenangan
Menciptakan kegembiraan dan kedamaian
Ia hanya sendiri, tak berteman
Ia hadir dalam keseharian kita, menemani kesendirian
Untuk menumbuhkan benih-benih cinta
Agar kita saling berkasih sayang
Ia hanya sendiri, tak berteman
Tapi ia untuk semua
Jumardi
Mahasiswa UIN Suska Riau