Pages

Senin, 19 September 2011

Lompatan Kepemimpinan ala nabi Sulaiman Oleh: Jumardi “Saya begitu optimistik bila Indonesia akan bangkit menjadi negara maju, apabila ditopang oleh para pemudanya yang kreatif, dinamis, dan berani melakukan lompatan kepemimpinan”. Begitu Deputi Pengembangan Kepemimpinan Pemuda, Drs. Sudrajat Rasyid, MM. dalam sambutannya tentang buku ini. Sebuah perkataan emosional beliau karena begitu yakinnya akan kemajuan bangsa Indonesia ini. Tentu saja dengan syarat yang beliau sebutkan di akhirnya, apabila ditopang oleh para pemudanya yang kreatif, dinamis, dan berani melakukan lompatan kepemimpinan. Kepemimpinan menjadi tumpuan bagaimana kita dapat menghadapi masa depan. Sebab kepemimpinan pada dasarnya merupakan naluri manusia untuk bertanggung jawab atas amanah kehidupan yang diberikan-Nya pada dirinya. Karena itu wajar jika Rasulullah pernah bersabda, “bahwa setiap kalian adalah pemimpin.” Kini, statement ini diamini oleh para guru leadership dunia, bahwa teori kepemimpinan terbaru adalah setiap manusia pada hakikatnya adalah pemimpin. Burt and Nanus dengan berani menyatakan bahwa pemimpin atau mereka yang siap menjadi pemimpin pada hakikatnya mereka tengah menuju manusia yang paripurna. Teori kepemimpinan muncul pertama kali pada akhir abad ke-19. Teori pertama yang menjadi persepsi umum adalah kepemimpinan itu merupakan takdir yang hanya diberikan pada mereka yang memiliki darah biru. Mereka inilah yang akan menjadi manusia-manusia besar (teori the great man). Namun seiring dengan perkembangan zaman dari abad ke abad, teori kepemimpinan datang silih berganti menegaskan teori-teori yang sebelumnya ditemukan. Dari munculnya teori the great man, teori sifat, teori kekuasaan dan pengaruh, teori prilaku, teori kepemimpinan situasional, teori kepemimpinan kharismatik, teori kepemimpinan transaksional, teori atribusi, hingga yang terakhir adalah teori kepemimpinan transformasional. Masing-masing teori ini memiliki umurnya sendiri-sendiri. Begitu teori baru muncul maka teori mutakhir sebelumnya berhenti digantikan oleh teori yang lebih baru. Perkembangan lain dalam kajian kepemimpinan adalah keragaman populasi yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Secara signifikan populasi kajian tidak semata pada tokoh historis, melainkan juga merambah pada kalangan pengusaha, politisi, agamawan, dan lain-lain, baik penelitian dalam satu segmen maupun secara lintas sektoral. Keragaman populasi yang diteliti memunculkan teori baru dalam kajian kepemimpinan, di satu sisi dapat dilihat sebagai bentuk tesis dan antitesis dari teori sebelumnya, di sisi lain juga dapat dilihat sebagai bentuk keragaman yang satu sama lain saling melengkapi. Sayangnya, kajian mengenai tokoh pemimpin yang termaktub dalam teks-teks keagamaan belum banyak dilakukan. Padahal, dalam kitab-kitab suci agama terdapat tokoh historis yang diceritakan memiliki peran-peran kepemimpinan yang dapat dicontoh oleh umatnya. Tokoh-tokoh tersebut di antaranya adalah para nabi dan rasul yang termaktub dalam Al-Quran. Nah, dalam buku ini, yang juga adalah hasil riset penulisnya semasa menjadi mahasiswa Angkatan Pertama beasiswa pascasarjana Universitas Indonesia dari Kementerian Pemuda dan Olahraga, menawarkan model baru dalam upaya melejitkan kepemimpinan (lompatan kepemimpinan) dengan mencontoh pada model kepemimpinan kenabian (profetik), yaitu kepemimpinan nabi Sulaiman ‘alayhis-salam. Kepemimpinan nabi Sulaiman ini diformulasi dari model yang diungkap Al-Qur’an berupa kisah ke dalam konsep ilmiah yang relevan untuk diaplikaskan di era kontemporer ini. Dalam pengisahannya, Al-Qur’an lebih mengedepankan sisi hikmah (wisdom) yang relevan untuk menjawab tantangan di masa depan ketimbang membuat umatnya larut dalam romantisme sejarah masa lalu. Nanti dalam pembahasannya akan ditemukan berbagai relevansi pola yang dialami nabi Sulaiman dengan realitas global yang kita hadapi saat ini. Nabi Sulaiman hidup di masa salah satu puncak kejayaan peradaban Islam yang dilengkapi dengan berbagai kemajuan sains dan teknologi. Pada saat bersamaan, kepemimpinannya juga didukung oleh semua makhluk yang bertujuan untuk beribadah kepada sang Khaliq. Ketika ia mengalami ketegangan bilateral, ia dapat menyelesaikan persoalan internasional ini dengan smart power, smart politic, smart diplomacy, dan total diplomatic. Di samping itu, nabi Sulaiman pun didukung oleh tim posisi strategis, dan mereka terorganisasi dengan rapi. Mereka terkombinasikan dalam multi talenta dan koordinasi yang bagus. Lebih dari itu, mereka adalah orang-orang yang berpengetahuan yang terintegrasi pada keimanan yang kuat, serta jauh dari unsur mistik. Karena itu wajar bila kemudian kerja peradaban nabi Sulaiman dimudahkan untuk mencapai target dakwah secara sempurna. Dalam buku ini ada 21 rahasia keberhasilan kepemimpinan nabi Sulaiman yang disimpulkan oleh Rijalul Imam, penulis buku ini. Rahasia itu adalah karena nabi Sulaiman memliki tradisi Ilmiah yang kuat, tradisi berguru, kemampuan komunikasi Publik, Penguasaan bahasa asing (mengerti bahasa semut), Kepemilikan sumber daya strategis (tentara dari golongan jin yang taat dan orang-orang sholeh yang berilmu serta makhluk-makhluk lainnya), Kemampuan manajerial, tanggung jawab sosial, naturalis, bukan pencitraan, kedisiplinan dan ketegasan, loyalitas individu pada misi kerajaan, komunikasi dan mendengar aktif, tradisi verifikatif dan investigative, kemampuan administrative, musyawarah dan kolektifitas, menjunjung tinggi moral dan nilai-nilai spiritual (rabbaniyah), ketangguhan militer, kecerdasan mengambil keputusan strategis, staf/pembantu yang berbakat dan ahli, kretivitas, kemampuan diplomasi, dan kearifan ekologis. Membaca buku ini Anda akan tahu model kepemimpinan yang mana yang lebih cocok untuk membangun peradaban di Indonesia dan dunia. Untuk Anda sang pemimpin dan calon pemimpin masa depan, selamat membaca buku emas ini ! Jumardi Mahasiswa Fakultas Ushuluddin UIN Suska Riau Kaderisasi FLP Pekanbaru

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan dikomentari...insya Allah tak bayar sama sekali. Gartis!!!

Entri Populer