Air Mata
Matanya sayu, menggenang banyu
Sayup-sayup rampai layu
Sesaat kemudian terjatuh
Mengaliri pipi yang mulai jenuh
Sesekali terdengar isak
Menambah dalam linangan
Semakin deras menderai
Mengenang cinta bercerai
Benci memuncak dalam kesedihan
Dia ingin sendiri
Menghabiskan siang dengan malam
Bertemu Riang
Kupulang bertemu riang
Mengeringi genangan banyuku
Di pelupuk mata sayu
Yang mengabarkan
Cuplikan senyumku
Diantara sedih hari
Yang menerbitkan matahari
Siang menerangi hari
Merampung sebuah jawaban
Yang tertutup gelap malam
Pada matahari bersinar
Aku katakan padanya
Aku telah bertemu riang
Sekarang lihatlah senyumku
Usikan Kelam
Siang di pinggir jalan
Bersama deruman mesin-mesin kendaraan
Tak henti juga mengusik
bersama kelam
Tapi, tidak bagiku siang ini
Aku tersenyum
Di muka jendela kamarku
Karena aku telah bertemu riang
Dan janjiku pada matahari
Senyum akan selalu ada
Waktu
Aku ingin mengejarmu
Lewat kaki yang ku punya
Namun, kau sudah sampai lebih duluan
Aku ingin mendahuluimu
lewat waktu yang ku punya
Namun, kau sudah dulu selesai
Aku ingin menggapaimu
Lewat tangan yang ku punya
Namun, kau lebih dulu menuliskannya
Lihat !
Lihatlah langit !
Sedari dulu hingga sekarang
Dia selalu tinggi
Lihatlah bumi !
Sedari dulu hingga sekarang
Dia tak pernah mau menginjakmu
Lihatlah dirimu !
Sedari dulu hingga sekarang
Masih juga membutuhkan penghidupan
Rasa syukur
Memang tak selalu
Bersemayam pada jiwa
Yang hidup yang dihidupakan
Jumardi
Komunitas ALINEA I
FLP Pekanbaru
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan dikomentari...insya Allah tak bayar sama sekali. Gartis!!!